Kanker usus besar atau kanker kolorektal merupakan kanker yang paling sering terjadi ke tiga di seluruh dunia. Ini merupakan kanker paling umum ke dua pada wanita dan ke tiga pada laki-laki. Pada tahun 2020, terdapat lebih dari 1,9 juta kasus baru yang terkena kanker kolorektal.
Di Indonesia sendiri terdapat kasus baru mengenai kanker kolorektal hingga 8,6% kasus. Pada tahun 2020, angka kematian di Indonesia karena kanker kolorektal hingga mencapai 18.152 jiwa.
Hingga saat ini, belum ditemukan bagaimana cara pasti untuk bisa mencegah kanker kolorektal ini. Meski begitu, ada beberapa cara mengurangi risiko kanker kolorektal ini. Seperti yang sudah dijelaskan di bawah ini.
- Skrining Kanker Kolorektal
Skrining merupakan suatu tes untuk mencari kanker sebelum gejala dan tanda kanker tersebut berkembang. Melalui tes ini maka bisa menemukan kanker rektum atau kanker kolorektal menjadi lebih awal.
Melakukan skrining kanker kolorektal bisa dimulai dari usia 45 tahun. Pasalnya, dengan melakukan tes skrining kolorektal ini dapat menghilangkan adanya pertumbuhan pra kanker di rektum atau usus besar.
Pra kanker atau polip bukanlah kanker, namun seiring waktu kanker bisa dimulai pada polip. Dengan menghilangkannya bisa menurunkan risiko kanker.
- Mengubah Pola Makan jadi lebih Sehat
Selain baik untuk usus, mengubah pola makan jadi lebih sehat juga akan baik untuk seluruh tubuh. Dengan mengurangi daging merah dan daging olahan sudah terbukti bisa mengurangi dan menghilangkan risiko kanker kolorektal.
Dengan menjaga pola makan bisa mempengaruhi kesimbangan bakteri jahat dan bakteri baik dalam usus. Hal ini bisa memengaruhi risiko kanker kolorektal.
Setidaknya, dua pertiga piring berisi biji-bijian dan sayuran non tepung, dan sepertiga lagi protein nabati tanpa lemak atau protein hewani. Selain itu, banyak mengonsumsi polong-polongan dan buah-buahan untuk bisa membantu mengurangi risiko kanker kolorektal.
- Berhenti Meroko
Meroko dapat menyebabkan kerusakan DNA dan peradangan paru-paru dan usus sehingga bisa meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, meroko juga dapat menyebabkan hipoksia yang merupakan tidak seimbangnya tingkatan jaringan pada oksigen dan dapat menyebabkan sel-sel yang menyimpang berkembang pada tubuh dan bisa berubah menjadi kanker.
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang meroko sangat berkaitan dengan munculnya risiko kanker kolorektal hingga 59% lebih tinggi, dan seseorang yang sudah berhenti meroko sebesar 19%. Risiko ini akan meningkat jika berhenti meroko lebih dari 20 tahun sebelumnya.
- Hindari Alkohol
Dengan meminum alkohol 3 gelas atau lebih di setiap harinya akan meningkatkan datangnya risiko kanker kolorektal. Selain itu, dengan meminum alkohol juga akan berkaitan dengan risiko terbentuknya tumor jinak atau adenoma kolorektal besar.
Para peneliti juga menemukan bahwa dengan meningkatkan asupan alkohol maka akan semakin tinggi juga terkena kanker kolorektal.
Maka bagi wanita yang mengonsumsi alkohol, alangkah baiknya tidak lebih dari satu gelap per hari dan untuk laki-laki dua gelas per hari. Lebih bagus lagi jika berhenti meminum alkohol untuk bisa mengurangi risiko kanke kolorektal.
- Olah raga teratur
Dengan berolahraga secara rutin dapat mengurangi risiko kanker kolorektal dan akan tetap menjaga berat badan tetap sehat. Studi menyebutkan dengan melakukan aktivitas fisik bisa mencegah hingga 15% kanker usus besar dan dapat mengurangi risiko kambuhnya kanker usus besar setelah di diagnosis.
Penelitian juga menemukan bahwa bahwa seseorang yang hidup sedenter seperti, menonton tv dalam waktu yang lama, duduk lama saat bekerja, dan total lama duduk dalam sehari bisa berkaikan dengan meningkatnya risiko kanker pada orang dewasa.